BAGIAN II METODE PENELITIAN KUANTITATIF, RANGKUMAN BAB 2

PROSES PENELITIAN, MASALAH,VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN

 

A. Proses Penelitian Kuantitatif Survei

Salah satu metode penelitian kuantitatif adalah metode survei. Penelitian survei pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. 

Metode penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu, teknik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuesioner) yang tidak mendalam, dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan.

Jadi dalam penelitian survei bisa bersifat deskriptif, komparatif, asosiatif, komparatif asosiatif, dan hubungan struktrual. 
Proses atau langkah-langkah dalam penelitian  kuantitatif survei dapat dilihat  pada gambar berikut!

Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif

B. Masalah

1. Sumber Masalah

Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. 

a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan.

Didunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak diharapkan orang-orang tertentu, karena akan dapat menimbulkan masalah. Misalnya orang biasanya menulis menggunakan mesin ketik manual harus ganti dengan komputer, maka akan muncul masalah.

b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan 

Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari rencana tersebut, maka tentu ada masalah. Misalnya dengan adanya reformasi diharapkan harga-harga pangan akan turun, ternyata tidak, sehingga timbul masalah.

c. Ada pengaduan

Dalam suatu organisasi yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyat setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang diberikan, maka timbul masalah dalam organisasi tersebut. Misalnya dalam koran atau majalah yang mengadukan kualitas produk atau pelayanan suatu lembaga, dapat dipandang sebagai masalah, karena diadukan lewat media sehingga banyak orang yang menjadi tahu akan kualitas produk dan kualitas pelayanan. 

d. Ada Kompetisi

Adanya kompetisi atau saingan sering menimbulkan masalah besar, bila tidak dimanfaatkan untuk kerja sama. Misalnya perusahaan pos dan giro merasa mempunyai masalah setelah ada biro jasa lain yang menerima titipan surat, titipan barang, ada handphone yang dapat digunakan untuk SMS, internet, e-mail. 

Dalam proposal penelitian, setiap masalah harus ditunjukkan dengan data. Misalnya penelitian tentang SDM, maka masalah SDM harus ditunjukkan dengan data. Masalah SDM misalnya, berapa jumlah SDM yang terbatas, jenjang pendidikan yang rendah, kompetensi dan produktivitas yang masih rendah. Data maslaah dapat diperoleh dari hasi pengamatan pendahuluan terhadap hasil penelitian orang lain, atau dari hasil dokumentasi. 

C. Rumusan Masalah 

Rumusan malah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi., maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan di carikan jawabannya melalui pengumpulan data. 

1. Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian 

Seperti telah dikemukakan bahwa, rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan di carikan jawabannya melalui pengumpulan data bentuk-bentuk masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi.

Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah Deskriptif, komparatif dan asosiatif. 

a. Rumusan masalah Deskriptif 

Rumusan masalah Descriptive adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya satu pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri).

Contoh rumusan masalah Deskriptif

1. Seberapa baik kinerja kabinet bersatu?

2. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri berbadan hukum?

3. Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga di Jakarta?

4. Seberapa tinggi tingkat kepuasan dan apresiasi masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah di bidang kesehatan?

Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri.

b. Rumusan masalah komparatif

Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau pada waktu yang berbeda.

Contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan produktivitas kerja anatara Pegawai Negeri BUMN dan swasta? (satu variabel pada 3 sampel).

2. Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?

3. Adakah perbedaan, kemampuasn dan disiplin kerja antara pegawai Swasra Nasional, dan Perusahaan asing (dua variabel, pada dua sampel).

4. Adakah perbedaan kenyamanan naik Kereta Api dan Bus menurut berbagai kelompok masyarakat.

5. Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota dan desa, gunung (satu variabel pada 3 sampel).

c. Rumusan masalah asosiatif 

Rumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:

1. Hubungan simetris, 

Merupakan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Misalnya adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat manisnya buah?

2.  Hubungan kausal, 

Merupakan hubungan yang bersifat sebab akibat. Misalnya adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?, Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyawan?

3.  Hubungan interaktif/resiprocal/ timbal balik, merupakan hubungan yang saling mempengaruhi. Misalnya hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.

 

D. VARIABEL PENELITIAN

1.Pengertian

Kata "variabel" hanya ada pada penelitian kuantitatif, karena penelitian kuantitatif berpandangan bahwa, suatu gejala dapat diklasifikasikan menjadi variabel-variabel. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang,atau objek, yang mempunyai "variabel" antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lin (Hatch dan Farhady, 1981). 

Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya berat badan dapat dikatakan variabel, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan yang lain. Demikian juga motivasi, persepsi dapat juga dikatakan sebagai variabel karena misalnya persepsi dari sekelompok orang tentu bervariasi. Jadi kalau peneliti akan memilih variabel penelitian, baik yang dimiliki orang objek, maupun bidang kegiatan dan keilmuan bidang tertentu, maka harus ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau objek yang bervariasi.

Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya, tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain-lain. Dibagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian variabel merupakan suatu yang bervariasi.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan di sini bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

2. Macam-Macam Variabel

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:

a. Variabel Independen, variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antocedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

b.Variabel Dependen, sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Contoh Hubungan Variabel Independen-Dependen


c. Variabel Moderator, adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen ke dua.





 

 

 

 

 

 

d. Variabel Intervening, adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak  langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. 


 







e. Variabel Kontrol, adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.











Untuk dapat menentukan kedudukan variabel Independen, dependen, moderator, intervening atau variabel yang lain, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis yang mendasari maupun hasil dari pengamatan yang empiris.

 

E. Paradigma Penelitian (Model Hubungan Antar Variabel)

Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pola pikir yang menunujukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, enis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. 

Bentuk-bentuk paradigma atau model penelitian kuantitatif untuk penelitian survei:

1. Model hubungan Sederhana

Model hubungan sederhana terdiri atas satu variabel independen dan dependen. Dalam metode hubungan antar variabel, maka kita dapat menentukan:

a. jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada satu

b. teori yang digunakan ada 2 yaitu: teori tentag alat-alat kerja dan tentang kualitas barang.

c. hipotesis yang dirumuskan ada 2 yaitu: hipotesis deskriptif dan hipotesis asosiatif

d. teknik analisis data

2. Model Hubungan Variabel Berurutan

Dalam metode ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya masih sederhana.

3. Model Hubungan Variabel Ganda dengan Dua Variabel Independen

Dalam model ini terdapat dua variabel independen dan satu dependen. Dalam paradigma ini terdapat 3 rumusan masalah deskriptif, dan 4 rumusan masalah asosiatif (3 korelasi sederhana dan 1 korelasi ganda).

4. Model hubungan variabel Ganda dengan Tiga Variabel Independen

Dalam model ini terdapat tiga variabel independen (X1,X2,X3) dan satu depenten (Y). Rumusan maslaah deskriptif ada 4 dan rumusan masalah asosiatif untuk yang sederhana ada 6 dan yang ganda minimal 1.

5. Model Hubungan Variabel Ganda dengan Dua Variabel Dependen

Model hubungan variabel ganda dengan satu variabel independen dan dua dependen. Untuk mencari besarnya hubunga antara X dan Y1, dan X dengan Y2 digunakan teknik korelasi sederhana.

6. Model Hubungan Variabel Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen

Dalam model ini terdapat dua variabel independen (X1,X2) dan dua variabel dependen (Y1, dAN y2). Tersapat 4 rumusan masalah deksriptif, dan enam rumusan masalah hubungan sederhana.

7. Paradigma Jalur (Hubungan Variabel Jalur)

Dengan adanya variabel antara ini, akan dapat digunakan untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati variabel antara itu atau bisa langsung ke sasaran akhir.

 

F. Menemukan Masalah

Untuk menemukan masalah dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis masalah yaitu dengan pohon masalah. Dengan analisis masalah melalui pohon masalah,ini maka permasalahan dapat diketahui mana masalah yang penting, yang kurang penting dan yang tidak penting. Melalui analisis masalah ini juga dapat diketahui akar-akar permasalahannya.

Misalnya dalam suatu organisasi produktivitasnya rendah, atau banyak pengaduan dari masyarakat tentang kualitas pelayanan yang diberikan oleh organisasi tersebut. Berdasarkan masalah tersebut, maka selanjutnya dilakukan analisis apakah yang menyebabkan produktivitas kerja organisasi tersebut rendah. 



 
 
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono.2019.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta.

Komentar